6 Teori Kepemimpinan yang Perlu Diketahui untuk Menjadi Manajer Hebat
Apakah pemimpin yang baik adalah manajer yang baik? Atau sebaliknya? Ini sama halnya dengan pertanyaan lebih dulu mana antara ayam dan telur. Hal ini sering membuat kita bertanya-tanya apa perbedaan sebenarnya antara seorang pemimpin dan seorang manajer. Satu hal yang pasti, meskipun kepemimpinan dan manajemen tidak sama, mereka harus berjalan beriringan.
Jika manajer ingin efektif dalam peran mereka, penting bagi mereka untuk memperoleh keterampilan kepemimpinan tertentu. Dan jika para pemimpin ingin memimpin secara efektif, mereka perlu tahu bagaimana mengelola pengikut mereka. Baik itu karyawan, kolega, dan pemangku kepentingan. Sehingga mereka merasa lebih terinspirasi, diberdayakan, dan terlibat, yang mengarah pada kesuksesan organisasi.
Pada akhirnya, kedua peranan tersebut memerlukan pemahaman tentang perilaku manusia untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih terlibat dan tempat kerja yang lebih produktif.
Definisi Teori Kepemimpinan
Namun, Sebelum membahas beberapa teori kepemimpinan paling terkenal yang akan meningkatkan keterampilan kepemimpinan Anda dan membantu Anda bertindak lebih baik sebagai seorang manajer. Tetapi sebelum kita mempelajari teorinya, mari kita lihat apa itu teori kepemimpinan.
Jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin, Anda perlu tahu seperti apa teori kepemimpinan itu sebenarnya. Teori dapat diartikan sebagai teori yang komprehensif yang mencakup masalah sosial, ekologi, sintetik, dan genetik untuk bertanggung jawab dan berperan penting dalam kelompok, organisasi, perusahaan, atau wilayah tertentu.
Beberapa ahli juga menyampaikan pendapatnya tentang teori tersebut. Menurut para ahli, salah satu teori kepemimpinan adalah FA Nigro. Menurutnya, teori adalah teori yang dirancang khusus untuk mempengaruhi tindakan orang lain. Sedangkan menurut Ordway, teori ini merupakan perpaduan temperamen yang memaksa seseorang untuk memberikan pengaruh guna menyelesaikan pekerjaan.
Pakar George R. Terry berpendapat bahwa teori ini adalah suatu bentuk hubungan tertentu yang ada dalam diri seseorang untuk secara sadar mempengaruhi orang lain. Sutarto juga menyatakan bahwa teori ini merupakan rangkaian kegiatan penataan dalam rangka memotivasi dan menginstruksikan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Pakar lain, seperti Stoner, juga berpendapat bahwa teori tersebut lebih banyak diterapkan pada proses pengarahan dan upaya mempengaruhi tindakan untuk diterapkan pada orang lain. Terakhir, John Pfiffner berpendapat bahwa teori ini merupakan bentuk kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan orang untuk mengejar tujuan tertentu.
6 Teori Kepemimpinan
Selama beberapa dekade, banyak penelitian telah difokuskan pada kepemimpinan, yang telah melahirkan beberapa teori. Teori-teori ini adalah berbagai aliran pemikiran yang dikemukakan oleh para filsuf, peneliti, dan ilmuwan kognitif untuk menjelaskan apa yang menyebabkan seorang pemimpin itu dibentuk. Adapun beberapa teori kepemimpinan tersebut sebagai berikut.
1. Teori Orang Hebat
Teori orang hebat atau yang lebih dikenal dengan Great Man Theory merupakan teori yang mengasumsikan bahwa sifat leadership dan bakat seorang pemimpin itu sudah ada sejak seseorang dilahirkan.
Teori ini pertama kali hadir dan berkembang sejak abad ke-19. Meski tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang bisa dikategorikan dalam pemimpin hebat. Akan tetapi, semua orang mengakui hanya satu orang diantara mereka yang mempunyai karakteristik menjadi pemimpin hebat.
Teori orang hebat mengungkapkan bahwa pemimpin yang hebat sudah ditakdirkan sejak lahir untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam teori tersebut juga menyatakan bahwa seorang pemimpin yang hebat akan muncul di saat ia menghadapi kondisi tertentu. Teori ini dipopulerkan dalam buku “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History” karya Thomas Carlyle.
2. Teori Sifat Kepribadian
Teori sifat kepribadian atau yang juga dikenal dengan Trait Theory merupakan sebuah teori yang percaya bahwa seorang pemimpin yang dilahirkan dan dilatih dengan kepribadian tertentu untuk menjadikannya sebagai seorang pemimpin.
Artinya, mereka mempunyai kepribadian tertentu, seperti kecerdasan, keberanian, pengetahuan, daya tanggap, kecakapan, fisik, imajinasi, rasa tanggung jawab, kreativitas, disiplin dan juga nilai-nilai lainnya yang bisa mendukungnya sebagai seorang pemimpin yang baik.
Teori yang satu ini memfokuskan pada analisis karakteristik fisik, sosial dan juga mental guna memperoleh lebih banyak data mengenai karakteristik dan kombinasi karakteristik yang biasa dimiliki seorang pemimpin yang hebat.
Keberhasilan seseorang dalam sebuah kepemimpinan erat kaitannya dengan sifat kepribadiannya. Serta bukan bersumber dari bakat yang dibawanya sejak lahir, melainkan berasal dari pengalaman dan hasil jerih payahnya sendiri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lombardo dan McCall pada tahun 1983, ada empat sifat kepribadian utama yang jadi penentu berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya.
- Stabilitas dan juga ketenangan emosional.
- Bisa mengakui kesalahannya.
- Keterampilan interpersonal yang baik.
- Pengetahuan yang luas.
3. Teori Perilaku
Teori perilaku atau Behavioural Theory merupakan sebuah teori yang akan memberikan perspektif baru mengenai seorang pemimpin. Hal ini karena teori perilaku berfokus pada perilaku seorang pemimpin, dna juga mengesampingkan karakteristik fisik, sosial dan mental dari seorang pemimpin. Teori ini juga menjadi reaksi dari teori kepribadian.
Teori ini mempercayai bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin ditentukan oleh perilaku yang mereka lakukan untuk melaksanakan tugas dan peranan seorang pemimpin. Serta perilaku tersebut juga bisa dipelajari dan dilatih.
Tidak hanya menjadi reaksi dari teori kepribadian, teori perilaku juga berbanding terbalik dengan teori orang hebat, yang menyatakan bahwa kepemimpinan itu bakat dari lahir dan tidak bisa dipelajari dan dilatih. Sebab pemimpin yang sukses itu dilihat dari perilaku yang bisa dipelajari dan dilatih, bukan hanya bakat dari lahir.
4. Teori Kontingensi
Teori kontingensi atau Contingency Theory merupakan teori yang menyatakan bahwa cara terbaik untuk menjadi seorang pemimpin harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu, serta tidak ada cara lain yang bisa digunakan untuk mengukurnya.
Seorang pemimpin mungkin akan bisa memimpin dengan baik pada kondisi, situasi dan tempat tertentu. Namun, kinerjanya akan menurun jika ketiga faktor tersebut diubah. Teori kontingensi juga sering disebut sebagai teori kepemimpinan situasional.
5. Teori Servant
Teori servant pertama kali dikenalkan pada awal tahun 1970-an. Dimana teori ini mempercayai bahwa seorang pemimpin yang baik mempunyai peran dalam menjaga, melayani dan juga memelihara kesejahteraan pengikutnya.
Dalam teori ini, pemimpin fokus untuk membantu pengikutnya untuk lebih mandiri, berwawasan luas dan juga memenuhi kebutuhannya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus bisa meredakan kecemasan dari orang-orang yang mengikutinya. Sebab itulah, kepemimpinan akan diberikan kepada orang yang mempunyai jiwa melayani.
6. Teori Transformasional
Teori transformasional merupakan teori yang sangat cocok dengan era saat ini. Sebab, dalam teori ini mencakup dual elemen yang sangat penting. Kedua elemen tersebut adalah relasional dan juga hal yang berurusan dengan adanya perubahan riil.
Pada teori ini, bisa terjadi jika suatu kelompok atau orang yang berhubungan dengan banyak orang berupaya dalam mengangkat posisi maupun pencapaian pemimpin dan pengikatnya. Bisa disimpulkan bahwa pemimpin dan pengikutnya akan saling meningkatkan pencapaiannya.
Itu dia enam teori kepemimpinan yang perlu Anda ketahui. Hal ini sangat penting buat Anda yang ingin menjadi seorang manajer atau pemimpin dalam menentukan teori mana yang cocok dengan kepribadian Anda.
Ditulis oleh Rendy Andriyanto
Like it? Share it!
Get In Touch!
Ingin konsultasi seputra pengembangan inovasi di perusahaan Anda? Jangan ragu hubungi kami, konsultasi gratis.
5 Hasil Inovasi Pada Saat Pandemi Covid
Pandemi Covid-19 memang telah banyak mengubah wajah dunia, termasuk Indonesia. Pandemi yang membuat perekonomian bergerak sangat lambat, membuat pebinsis berpikir keras untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Maklum di masa pandemi, tidak sedikit bisnis yang terpaksa harus gulung tikar karena minimnya pemasukan sehingga tidak bisa menutup biaya operasional. Saat pandemi, pergerakan atau mobilitas masyarakat memang sangat terbatas
Inilah Dampak Aturan Baru Dihapusnya Test Antigen/PCR Untuk Perjalanan Domestik Pada Bisnis
Seperti kita ketahui bersama bahwa sekarang untuk melakukan perjalanan domestik baik itu melalui jalur darat, laut atau udara, tidak diharuskan melakukan tes antigen/PCR. Perubahan peraturan ini sendiri sudah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan ditetapkannya Surat Edaran Ketua Satgas Penanganan Cocid-19 nomor 11 tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang
LevelUp Meetup 8 Maksimalkan Media Sosial-mu dengan Copywriting!
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Kemampuan Leadership Terbaik