Inilah Dampak Aturan Baru Dihapusnya Test Antigen/PCR Untuk Perjalanan Domestik Pada Bisnis

profil
By admin

Seperti kita ketahui bersama bahwa sekarang untuk melakukan perjalanan domestik baik itu melalui jalur darat, laut atau udara, tidak diharuskan melakukan tes antigen/PCR. Perubahan peraturan ini sendiri sudah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan ditetapkannya Surat Edaran Ketua Satgas Penanganan Cocid-19 nomor 11 tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Covid-19.

Aturan baru yang membuat perjalanan lebih leluasa ini telah berlaku dan bisa dinikmati masyarakat mulai Selasa, 8 Maret 2022. Namun perlu dipahami bahwa aturan baru tersebut hanya mereka yang sudah divaksin minimal dosis kedua atau dosis ketiga (booster). Sementara bagi yang belum divaksin atau masih tercatat penerima vaksin dosis pertama, masih diharuskan melakukan tes antigen atau PCR.

Alasan Dibalik Penghapusan Tes Antigen dan PCR

Penghapusan tes antigen/PCR oleh pemerintah sendiri bukan tanpa sebab dan alasan. Mewakili pemerintah, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa alasan pencabutan aturan tes antigen/PCR ini adalah cakupan vaksinasi Covid-19 yang sudah tinggi. 

Hingga saat ini dosis satu vaksinasi Covid-19 di Indonesia memang sudah mencapai 91 persen. Sedangkan masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 71 persen. Dari cakupan vaksinasi tesebut beberapa hasil survei malah menyebutkan bahwa 80 persen penduduk sudah memiliki antibodi.

“Sehingga kita melihat bahwa proteksi vaksinasi pada orang itu juga sudah didapatkan,” ujar Nadia.

Dampak Pada Bisnis Layanan Tes Antigen dan PCR

Tentu saja dari adanya peraturan baru tersebut akan muncul dampak pada beberapa hal, termasuk bidang bisnis. Seperti kita tahu bahwa selama masa pandemi bermunculan pihak yang menghadirkan layanan tes Antigen dan PCR. Bahkan semakin lama, bisnis tes antigen dan PCR ini semakin ramai dan semakin kompetitif hingga sempat memunculkan perang harga. 

Nah dengan dihapuskannya syarat tes antigen dan PCR, tentu bisnis berkaitan dengan tes usap tersebut secara tidak langsung akan terdampak. Menurut beberapa ahli bahkan keuntungan dari bisnis tes antigen/PCR setelah atuan baru tesebut diprediksi akan turun sampai 40 persen.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani, layanan tes antigen/PCR memang merupakan bisnis musiman yang akan mencapai titik untuk harus selesai disuatu waktu, cepat atau lambat. Sementara itu ekonom Piter Abdullah dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia mengatakan bahwa seharusnya perusahaan yang menghadirkan layanan tes antigen/PCR ini sudah sadar sejak awal bahwa tidak mungkin selamanya negara akan berkutat pada pandemi. 

“Ke depannya pun sudah disadari oleh perusahaan tersebut bahwa akan ada waktunya bahwa tidak ada lagi kebutuhan untuk tes tersebut. Kalau kebutuhan sudah tidak ada, ya selesai, kecuali untuk lab yang memang spesialisasinya untuk ini, mereka akan kembali ke bisnis inti mereka,” ucap Piter. 

Senada dengan pernyataan beberapa pakar di atas, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus melihat bahwa masyarakat kini sudah memiliki kebiasaan untuk lebih memperhatikan kondisi dan kesehatannya. Maka dari itu bisnis layanan tes antigen/PCR harus bersiap untuk beralih atau kembali ke bidang bisnis lain atau utamanya.

Dampak Pada Bisnis Pariwisata, Transpotasi dan Lainnya

Dilain sisi, dampak aturan baru dihapuskannya tes antigen/PCR menjadi berkah bagi bidang bisnis lainnya. Sebut saja misalnya industri pariwisata yang kita tahu sebelumnya ketika masa pandemi mengalami penurunan yang sangat drastis. Nah setelah tes antigen/PCR dihapuskan secara tidak langsung akan membuat industri atau bisnis pariwisata kembali bergerak. Bisnis lain yang ikut terdongkrak dari penghapusan antigen/PCR adalah industri transportasi.

Secara tidak langsung, mobilitas masyarakat yang mulai naik karena aturan baru, akan membuat roda perekonomian kembali berputar. Nah ketika ekonomi sudah bergerak, maka bisnis-bisnis lain pun akan mendapatkan pengaruhnya. Pengaruh dari ekonomi yang sudah bergerak tersebut sudah pasti adalah kembali bergairahnya dunia bisnis. Apalagi jika melihat tren kasus penularan Omicron yang menurun, maka dampak pertumbuhan ekonomi pun akan semakin berpeluang diraih. 

Dampak Pada Bisnis Asuransi

Sementara pada industri asuransi, dampak dari penghapusan tes antigen/PCR akan masih menunggu tahapan yang lebih panjang. Pasalnya menurut Head of Indonesia Financial Group atau IFG – Progress, Reza Yamora Siregar, kinerja industri asuransi umum di Indonesia masih sangat bergantung pada kondisi makroekonomi. Kondisi makroekonomi yang dimaksud Reza di sini khususnya adalah pertumbuhan ekonomi domestik dan pengeluaran per kapita.

Lebih lanjut, Reza menyatakan bahwa perkembangan industri asuransi umum Indonesia dibanding negara maju atau negara peers, tergolong masih underdeveloped dengan tingkat penetrasi dan densitas yang masih rendah.

“Jika dilihat berdasarkan indikator penetrasi, premi asuransi umum Indonesia hanya 0,5 persen dari PDB,” kata Reza.

Waspadai Inflasi

Meski tes antigen dan PCR sudah ditetapkan dihapus untuk pelaku perjalanan dalam negeri, namun Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan bahwa masyarakat harus terus bersiap dengan inflasi yang sekarang ini tendensinya terus meningkat. Apalagi bila kemudian melihat perang Rusia-Ukraina yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Perang Rusia-Ukraina sendiri menurut Faisal jelas akan berdampak pada kenaikan harga-harga energi dan bahan bakar dunia hingga semakin memicu kenaikan inflasi.

“Jika laju inflasi tidak dapat ditahan, maka akan ada dampak pada pola konsumsi. Inflasi yang terlalu tinggi akan menahan masyarakat untuk konsumsi kebutuhan tersier seperti traveling,” kata Faisal.

Dibalik ancaman inflasi, Faisal sendiri mengakui bahwa dari dihapusnya tes antigen dan PCR akan membuat mobilitas masyarakat akan naik. Dari kenaikan mobilitas ini menurutnya akan membuat dampak positif pada konsumsi dalam negeri.

Bersiap untuk Tumbuhkan Bisnis dan Perusahaan

Dari semua yang terjadi sekarang ini maka sebagai pebisnis Anda seharusnya sudah bersiap melangkah untuk menumbuhkan usaha. Melihat deretan kebijakan Pemerintah mengenai penanganan Covid-19, sepertinya ada tren untuk mengakhiri pandemi. Jika pemerintah sudah mengubah status Indonesia dari pandemi menjadi endemi, tentu akan membuat mobilitas masyarakat semakin nyata dan perekonomian terus bergerak naik.

Jika perekonomian akan kembali bergairah, maka Anda sebagai pebisnis harus bersiap kembali untuk merencanakan strategi pengembangan bisnis yang sempat tertunda. Tentu saja dengan tetap melihat situasi yang ada, agenda pengembangan bisnis perlu segera disusun agar perusahaan tak tertinggal dari kompetitor.

Pengembangan Bisnis dengan Memaksimalkan SDM

Salah satu upaya yang bisa Anda kembali gagas dalam upaya pengembangan bisnis adalah strategi untuk memaksimalkan peran SDM (Sumber Daya Manusia). Keberadaan SDM di perusahaan memang akan menjadi ujung tombak bagaimana bisnis Anda akan bergerak. Jika SDM telah qualified dengan kebutuhan zaman, tentu Anda akan bisa membuat bisnis atau perusahaan cepat berkembang. Sebaliknya SDM yang tidak qualified dengan zaman, sudah pasti cepat atau lambat akan membuat perusahaan Anda tertinggal.

Untuk itu, Anda perlu memberikan mereka pelatihan yang tepat bagi karyawan. Anda bisa mendapatkan pelatihan SDM untuk memaksimalkan skill dan kemampuan lain seperti pemecahan masalah dengan ide kreatif melalui Sprinthink. Seperti diketahui bahwa Sprinthink ini adalah Innovation Companion yang merupakan partner berinovasi 30++ perusahaan di Indonesia. Sprinthink menawarkan berbagai jasa pelatihan seperti Desain Thinking dan Running Lean yang sudah lama terbukti dalam mengoptimalkan pengembangan karyawan. Jadi dari sini Anda tak perlu ragu lagi untuk memberikan pelatihan karyawan pada partner terpercaya seperti Sprinthink by Telkom.

Like it? Share it!

Get In Touch!

Ingin konsultasi seputra pengembangan inovasi di perusahaan Anda? Jangan ragu hubungi kami, konsultasi gratis.

    5 Hasil Inovasi Pada Saat Pandemi Covid

    Pandemi Covid-19 memang telah banyak mengubah wajah dunia, termasuk Indonesia. Pandemi yang membuat perekonomian bergerak sangat lambat, membuat pebinsis berpikir keras untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Maklum di masa pandemi, tidak sedikit bisnis yang terpaksa harus gulung tikar karena minimnya pemasukan sehingga tidak bisa menutup biaya operasional. Saat pandemi, pergerakan atau mobilitas masyarakat memang sangat terbatas

    By admin
    Baca Selengkapnya

    LevelUp Meetup 8 Maksimalkan Media Sosial-mu dengan Copywriting!

    Baca Juga:  Bagaimana Cara Berinovasi di Perusahaan? Ikuti 8 Langkah Berikut!

    By admin
    Baca Selengkapnya

    Ini Dia 10 Top Skill Tahun 2022

    Perubahan pada waktu dan zaman memang tak bisa kita hindari. Dari sinilah kemudian banyak hal yang perlu kita tinjau untuk membuat bisnis atau perusahaan tetap berkelanjutan di setiap waktu. Salah satu perubahan yang perlu kita identifikasi yakni skill karyawan. Identifikasi skill di era evolusi memang penting karena di sini perusahaan bisa mendapatkan keuntungan ketika memperkerjakan

    By admin
    Baca Selengkapnya