Lagi Cari Ide? Coba Cara Berpikir Out of the Box Ini!

Terdengar klise, tapi berpikir out of the box adalah cara baru yang lebih inovatif untuk mendekati masalah dan memecahkannya agar punya kemampuan yang lebih luar biasa.

Seperti yang kita ketahui, mendekati sebuah permasalahan dan menganggap itu sebagai suatu kesempatan untuk berubah lebih baik merupakan jalan pemikiran dan karakter pemimpin sukses di dunia.

Hanya satu yang bisa kita kurang tangkap mengenai jalan pemikiran seperti ini. Bagaimana kita bisa melakukannya hingga sukses dan berhasil dalam hidup yang kita inginkan?

Di dalam artikel ini, akan kita bahas satu per satu cara berpikir out of the box yang wajib dipahami sebelum benar-benar melakukannya.

7 Cara Berpikir Out of The Box

Berpikir out of the box akan menjadi jalan bagi kita menuju ke hidup yang lebih bijaksana, kreatif dan bahagia, berikut ini tips dan triknya.

1. Pelajari Industri Lainnya

Mempelajari industri lain merupakan salah satu hal yang dapat membantu kita menemukan bahwa banyak masalah yang dihadapi orang-orang di industri lain mirip dengan masalah kita sendiri, tetapi mereka telah mengembangkan cara yang sangat berbeda untuk mengatasinya.

Bahkan, beberapa diantaranya mungkin cara mengatasinya ada hubungannya dengan industri kita sendiri. Pola pikir seperti inilah yang akan menjadi dasar diri kita lebih inovatif dan mampu berpikir yang anti-mainstream.

Mempelajari industri lain bukan berarti harus menjadi orang yang generalis. Karena, generalis menuntut kita bekerja pada industri yang umum. Maksud dari poin pertama ini tidak seperti itu.

2. Baca Lebih Banyak Buku dan Sumber Pengetahuan

Dengan membaca lebih banyak buku, kita akan terkejut mengetahui betapa saling berhubungannya berbagai jenis pengetahuan. Jika kita ingin meningkatkan proses kita mendapatkan ide, bacalah berbagai hal di berbagai aliran.

Seperti memperkenalkan matematika dan logika dalam memecahkan masalah yang berhubungan sales, marketing ataupun programming. Dengan cara ini, kita akan menemukan ide-ide yang unik. Karena, kita akan menemukan ada banyak permutasi dan kombinasi yang mungkin saling berelasi.

3. Mulailah Belajar Menulis

Salah satu jalan terbaik untuk memecahkan masalah adalah menulis. Proses meletakkan pena di atas kerja (atau jari ke keyboard) memungkinkan kita mencerna dan menyaring pengalaman dengan penuh perhatian.

Misalkan, kita sedang menghadapi permasalahan dalam suatu proyek, daripada terus-menerus mengeluh, ada baiknya kita berhenti sejenak dan menulis tentang permasalahan itu untuk memahami proses berpikir kita.

Biasanya kita mungkin memikirkan masalah itu berulang kali di dalam pikiran, tetapi menuliskan pemikiran kita untuk melihat bahasa yang kita gunakan adalah metode yang jauh lebih bermanfaat untuk mengurai kekacauan yang ada.

Seperti yang dikatakan Terry Tempest di dalam buku Why We Write, “Saya menulis untuk berdamai dengan hal-hal yang tidak dapat saya kendalikan. Saya menulis untuk membuat kain di dunia yang sering muncul hitam dan putih. Saya menulis untuk menemukan. Saya menulis untuk mengungkap. Saya menulis untuk bertemu dengan hantu saya. Saya menulis untuk memulai dialog. Saya menulis untuk membayangkan hal-hal secara berbeda dan dalam membayangkan hal-hal secara berbeda mungkin dunia akan berubah,”.

4. Pertanyakan Saran dari Anak Kecil

Pada dasarnya, anak-anak adalah individu yang kreatif dan punya cara berpikir serta berbicara yang mengabaikan konvensi yang ada.

Tanyakanlah kepada seorang anak bagaimana mereka dapat mengatasi suatu masalah, atau (jika tidak punya anak) berpikirlah seperti seorang anak kecil tentang bagaimana merumuskan solusi dalam suatu permasalahan.

Saran ini bukan untuk menyelesaikan masalah yang kita miliki dan juga bukan menjadi solusi mutlak yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah kita. Idenya adalah untuk mengetahui arah pemikiran kita sendiri ke jalur yang lebih tidak konvensional.

5. Curahkan Perasaan dengan Menggambar

Psikolog Tubagus Amin menjelaskan, “menggambar memberikan kesempatan bagi anak untuk memiliki ruang kreativitas yang lebih baik dari pada menghafal, mereka akan cepat lupa di kemudian hari. Walaupun mereka bisa mengingat belum tentu mereka dapat mengerti apa yang sudah diajarkan,”.

Pernyataan ini menjadi dasar kenapa menggambar dapat merilis kreativitas dan inovasi yang ada di dalam otak. Karena, otak kita jadi lebih cerdas, mampu menuang kreativitas, mendapatkan kesenangan atau mampu berempati, keterampilan motorik meningkat, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Kemudian, output dari dasar menggambar tersebut menjadi modal bagaimana otak kita berpikir lebih liar dari biasanya sehingga terciptalah cara berpikir out of the box.

6. Perbanyak Pertanyaan “Kenapa?”

Pertanyaan “mengapa? atau kenapa?” adalah jenis pertanyaan yang memaksa seseorang untuk mundur dan berpikir lebih analitis. Apakah kita kadang keluar dari jalur detail proyek yang sedang kita kerjakan sehingga kita akhirnya mengembangkan rencana proyek yang menyimpang dari tujuan awal proyek?

Lain kali kita dihadapkan pada suatu keputusan, tanyakan mengapa, atau apa konteks di balik pengambilan keputusan tersebut.

Seperti saat kita sedang ingin tahu cara berpikir out of the box sebagai jalan untuk mendobrak rutinitas yang membosankan. Kenapa kita harus melakukannya sekarang?

7. Jalan-jalan Kecil

Sebuah studi tahun 2014 oleh para peneliti Stanford memberikan penjelasan bagaimana jalan-jalan dapat meningkatkan kreativitas dan pemikiran out of the box yang diinginkan.

Studi ini menemukan bahwa berjalan di dalam atau di luar ruangan sama-sama mendorong inspirasi kreatif. Secara keseluruhan, tingkat kreativitas secara konsisten dan signifikan lebih tinggi pada mereka yang berjalan dibandingkan dengan mereka yang duduk.

Itu dia 7 dasar pemikiran cara berpikir out of the box yang mudah untuk dilakukan, asalkan konsisten dan tetap fokus pada tujuan kita.

Dapatkan konsultasi membuat laboratorium inovasi yang kompeten bersama 2.000+ inovator di SPRINTHINK dengan mengisi form yang ada di halaman home website, tim kami akan menghubungi perusahaan Anda maksimal 1×24 jam.

Ditulis oleh Rendy Andriyanto